Kangen Enyak, Baba
Anak rantau yang pergi untuk berkuliah pasti pernah
mengalami hal ini, yah inisih
yang pernah gua alami selama di mesir ini heheh. Dimana hari meninggalkan (sementara) orang-orang
yang yang kita sayangi di kampung sana. Entah ayah, ummi, adik, kakak dan anggota keluarga
lainnya. Yah beginilah
gue suka galau. Dan pasti yang paling kita rindukan adalah ayah
dan ibu. Ya, mereka adalah orang yang paling dekat dengan kita. Ya mereka adalah orang yang paling
berjasa buat kita. Semenjak kita lahir merekalah yang berusaha menyayangi dan
mengisihi agar tumbuh dewasa.Demi ilmu kita merantau dan meninggalkan
mereka. Sejak awal pertama menginjakkan kaki di bumi kinanah mesir ini begitu
galau karena tinggal sendiri, mulai dari tinggal dilingkungan yang baru,
makanan yang gak enak, berbicara dengan orang asing masih belum bisa, yah
maklumlah masih anak baru. Dan yang pasti sih tinggal
sendiri dalam sebuah kamar kita pasti sangat sepi. Tak ada suara-suara khas
mereka. Hanya sepi yang kita rasakan. Untungnya banyak teman-temannya yang menemaniku disini.
Setelah sekian lama dalam perantauan dan hampir jarang
menginjakan kaki di kampung halaman, semakin kita merasa sepi.
Setiap malam ketika akan tertidur, terkadang pikiran kita
selalu berbalik ke belakang mengingat mereka yang kita tinggal (sementara) di
kampung sana. Mengingat salam perpisahan pada keluarga dan teman. Ketika itu
perasaan yang menjadi satu terasa. Sedih, haru atau mungkin senang.
Tentang ibu dan ayah berapa lama kita tak berjumpa? Bahkan
ketika tertidur kita pasti memimpikan mereka.
Terbangun malam karena mimpi tersebut membuatku mengingat
janji pada mereka. Ya, janji pada ayah dan ibu. Janji yang terkadang kita
sendiri tak tahu apa kita bisa mengabulkannya atau tidak.
Ketika terbangun melihat sebingkai foto yang menunjukan
sepasang laki-laki dan wanita yang melengkungkan bibirnya keatas dan mata nya
seakan terarah pada kita. Foto tersebut seperti obat bagi kita untuk sedikit
mengikis rasa rindu pada mereka.
Kalin pasti pernah merindukan mereka dan terkadang rasa
rindu tersebut seakan membuat kita gila. Merasa gila karena tidak bisa melihat
mereka secara langsung dan memeluk mereka dengam erat. Ya mereka yang kalian
sayangi dan cintai.
Namun ketika kita merindukan mereka dan kita ingin berlari
dari perantauan, ucapan meraka pasti sering terngiang dalam telinga kita.
"Jadilah anak yang akan membahagiakan ibu dan
ayah"
“Belajar
yang bener tong ya kasih kebanggan buat kampunglu”
" ingat kami melepasmu untuk mencari ilmu, dan itu
untuk membuat kamu menjadi seorang yang lebih baik"
"ingat kau harus lebih sukses dan berhasil dibanding
ayah dan ibu mu ini"
"kau pergi untuk cita-cita mu, jadi jangan pernah
memperdulikan apapun yang tidak
berhubungan dengan ilmu, dan buatlah kami bangga dengan prestasi mu"
"suatu saat kami akan melihat dan menjemput mu dengan
toga di atas kepala mu". Deg. Seakan ucapan-ucapan tersebut menjadi
penemangat dalam menjalani setiap langkah di perantauan ini.
Terkadang kata- kata tersebut menjadi obat mujarab ketika
kita sedang tertekan dan merasa gagal.
Terkadang sambil
merenung memmikirkan hal-hal ituh.
Ketika mereka memberikan kepercayaan pada kita di perantauan
ini, kita juga harus berkata dan membuat mereka percaya bahwa kita pasti akan
berhasil.
Mereka akan selalu mendo'akan kita. Percayalah. Tak ada
orang tua yang ingin melepas anak nya begitu saja tanpa alasan tertentu. Mereka
pasti ingin anak nya menjadi lebih baik.
Dan suatu saat, kemanapun mereka pergi dan dimana pun mereka
berada mereka pasti akan mengatakan "Dia adalah kebanggaan ku".
Semoga
mereka berdua selalu di sayangi dan di rahmati oleh Allah
Jaga mereka
kedua orangtuaku ya Allah
Aku sayang mereka,
I Love You
Ayah dan Ummi