Rabu, 04 Februari 2015

Celotehan Orang Galau

Kangen Enyak, Baba


Anak rantau yang pergi untuk berkuliah pasti pernah mengalami hal ini, yah inisih yang pernah gua alami selama di mesir ini heheh. Dimana hari meninggalkan (sementara) orang-orang yang yang kita sayangi di kampung sana. Entah ayah, ummi, adik, kakak dan anggota keluarga lainnya. Yah beginilah gue suka galau. Dan pasti yang paling kita rindukan adalah ayah dan ibu. Ya, mereka adalah orang yang paling dekat dengan kita. Ya mereka adalah orang yang paling berjasa buat kita. Semenjak kita lahir merekalah yang berusaha menyayangi dan mengisihi agar tumbuh dewasa.Demi ilmu kita merantau dan meninggalkan mereka. Sejak awal pertama menginjakkan kaki di bumi kinanah mesir ini begitu galau karena tinggal sendiri, mulai dari tinggal dilingkungan yang baru, makanan yang gak enak, berbicara dengan orang asing masih belum bisa, yah maklumlah masih anak baru.  Dan yang pasti sih tinggal sendiri dalam sebuah kamar kita pasti sangat sepi. Tak ada suara-suara khas mereka. Hanya sepi yang kita rasakan. Untungnya banyak teman-temannya yang menemaniku disini.

Setelah sekian lama dalam perantauan dan hampir jarang menginjakan kaki di kampung halaman, semakin kita merasa sepi.

Setiap malam ketika akan tertidur, terkadang pikiran kita selalu berbalik ke belakang mengingat mereka yang kita tinggal (sementara) di kampung sana. Mengingat salam perpisahan pada keluarga dan teman. Ketika itu perasaan yang menjadi satu terasa. Sedih, haru atau mungkin senang.
Tentang ibu dan ayah berapa lama kita tak berjumpa? Bahkan ketika tertidur kita pasti memimpikan mereka.

Terbangun malam karena mimpi tersebut membuatku mengingat janji pada mereka. Ya, janji pada ayah dan ibu. Janji yang terkadang kita sendiri tak tahu apa kita bisa mengabulkannya atau tidak.
Ketika terbangun melihat sebingkai foto yang menunjukan sepasang laki-laki dan wanita yang melengkungkan bibirnya keatas dan mata nya seakan terarah pada kita. Foto tersebut seperti obat bagi kita untuk sedikit mengikis rasa rindu pada mereka.

Kalin pasti pernah merindukan mereka dan terkadang rasa rindu tersebut seakan membuat kita gila. Merasa gila karena tidak bisa melihat mereka secara langsung dan memeluk mereka dengam erat. Ya mereka yang kalian sayangi dan cintai.

Namun ketika kita merindukan mereka dan kita ingin berlari dari perantauan, ucapan meraka pasti sering terngiang dalam telinga kita.

"Jadilah anak yang akan membahagiakan ibu dan ayah"

“Belajar yang bener tong ya kasih kebanggan buat kampunglu”

" ingat kami melepasmu untuk mencari ilmu, dan itu untuk membuat kamu menjadi seorang yang      lebih baik"

"ingat kau harus lebih sukses dan berhasil dibanding ayah dan ibu mu ini"

"kau pergi untuk cita-cita mu, jadi jangan pernah memperdulikan apapun yang tidak berhubungan dengan ilmu, dan buatlah kami bangga dengan prestasi mu"

"suatu saat kami akan melihat dan menjemput mu dengan toga di atas kepala mu". Deg. Seakan ucapan-ucapan tersebut menjadi penemangat dalam menjalani setiap langkah di perantauan ini.

Terkadang kata- kata tersebut menjadi obat mujarab ketika kita sedang tertekan dan merasa gagal.
Terkadang sambil merenung memmikirkan hal-hal ituh.
Ketika mereka memberikan kepercayaan pada kita di perantauan ini, kita juga harus berkata dan membuat mereka percaya bahwa kita pasti akan berhasil.

Mereka akan selalu mendo'akan kita. Percayalah. Tak ada orang tua yang ingin melepas anak nya begitu saja tanpa alasan tertentu. Mereka pasti ingin anak nya menjadi lebih baik.

Dan suatu saat, kemanapun mereka pergi dan dimana pun mereka berada mereka pasti akan mengatakan "Dia adalah kebanggaan ku".

Semoga mereka berdua selalu di sayangi dan di rahmati oleh Allah
Jaga mereka kedua orangtuaku ya Allah

Aku sayang mereka,


I Love You Ayah dan Ummi

0 komentar:

Posting Komentar